NIAT
Saya selalu terkesan dan termotivasi dengan kisah-kisah orang yang hidup bersahaja tetapi mampu menoreh prestasi yang menurut saya luar biasa.
Baru-baru ini saya membaca kisah di majalah Hidayatullah tentang seorang penjual rujak yang “sukses berangkat haji” .
Menurut saya itu cerita yang luar biasa memotivasi saya. Bagaimana tidak? seorang tukang rujak yang berpenghasilan sekitar Rp. 45 ribu / hari bisa berangkat berhaji. Sementara kita yang mungkin berpenghasilan lebih dari itu masih terseok-seok untuk mengumpulkan uang untuk menabung guna tujuan yang sama, Pergi Haji!
Cerita-cerita seperti ini tidak hanya satu dua kali saya dapatkan. Sebelumnya saya juga pernah membaca tentang seorang yang bekerja serabutan juga bisa berhasil menggapai cita-citanya untuk berangkat haji!
Setelah membaca kisah-kisah tersebut biasanya saya selalu berpikir?
Mengapa mereka bisa? Sementara saya atau bahkan orang-orang lebih mampu secara finansial dari tokoh-tokoh yang saya baca tadi belum juga tercapai sampai ke tanah suci Mekkah?
Sebagai bahan refleksi diri, saya selalu mengatakan bahwa: Mungkin niat saya kurang kuat, sehingga belum diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu di rumah-Nya!
Refleksi itu senantiasa saya lakukan karena saya teringat penggalan kisah penjual rujak yang senantiasa menghadirkan kerinduan untuk pergi ke tanah suci dalam setiap kegiatannya berjualan rujak. Saking kuatnya niat itu sampai-sampai dia lupa bahwa setiap hari dia telah berjalan puluhan kilo meter menjajakan dagangannya. Luar biasa!
Ya dengan mengingat cerita itu itu saya senantiasa memperbaruhi dan menajamkan niat saya untuk menunaikan ibadah haji.
Saudara pembaca sekalian, saya juga ingin mengingatkan betapa keinginan kita untuk menulis juga sangat bergantung dari niat kita yang kuat.
Jutaan rupiah yang anda keluarkan untuk mengikuti pelatihan menulis tidak akan berarti apa-apa kalau anda tidak mempunyai niatan yang kuat untuk segera menggerakkan jari-jari anda pada tuts komputer/laptop anda!
Begitu juga alasan betapa sibukkan waktu kita sehingga tidak ada kesempatan untuk menulis!
Memang jika niatan kita tidak kuat – akan ada beribu alasan bagi kita untuk memaafkan kemalasan kita.
Pernahkah anda mendengar kisah jalan panjang kesuksesan Joni Ardianto – seorang sastrawan dari Jogja — yang senantiasa menulis selepas bekerja sebagai tukang becak atau jadi buruh pabrik?
Atau juga keberhasilan novelis Sakti Wibowo yang hanya tamatan SMEA (SMK) dan harus menuliskan cerita-ceritanya selepas dia bekerja sebagai kuli bangunan?
Ya, memang kita sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk menulis.
Tetapi pernahkah anda membaca tentang Prof Dr. Imam Suprayogo rektor UIN Maliki Malang, yang mendapatkan gelar Rektor yang paling banyak menulis buku dari MURI (Musium Rekor Indonesia). Jika anda ingin tahu intensitas beliau dalam menulis, silahkan saja jadi teman beliau di Facebook, di sana anda akan mendapat tulisan-tulisan beliau yang senantiasa di-update melalui ponselnya.
Nah pertanyaannya ada dua pertanyaan untuk kita
lebih sibuk mana sih dari pada Prof. Imam?
Atau lebih berat mana sih pekerjaan kita daripada kuli bangunan dan tukang becak?
Kalau jawaban pertama kita lebih sibuk dari Prof. Imam, maka Alhamdulillah memang kita punya alasan yang tepat untuk tidak menulis.
Sedangkan kalau jawaban untuk pertanyaan kedua, ternyata pekerjaan kita juga lebih berat dari kuli bangunan dan tukang becak, berarti juga Alhamdulillah memang kita punya alasan yang tepat untuk tidak menulis!
**********
Tulisan ini adalah rangkaian tulisan dalam kolom Writing Spirit di situs Sukses Tersenyum
sangat memotivasi Pakdikampung saya pernah terjadiseorang nenek tukang pijit bayi dan ibu hamilyang sudah tua, bisa menunaikan ibadah haji, dengan uang hasil memijit. Uang upah yg disimpan dibawah kasurnya selama bertahun-tahun. Beliau sudah berpulang sekarang. tentang menulis…kadang memang mengurungkan niat untuk menuliskarena alasan : lebih memilih main sama adek Salam buat keluarga Pak 🙂
Lyna
November 24, 2009
postingan yg baiksalam hangat selalu
bluethunderheart
November 25, 2009
sungguh postingan yang mantap.. penuh inspirasi.
muhamaze
November 30, 2009
yang jelas selain niat juga hasil keringat yang halal sangat berpengaruh mas, saya sendiri merasakan keringat yang halal membuat bathin sangat tenang…
omiyan
November 30, 2009
Nice Post…
trims sudah mampir ke blog saya..
Dalmuji
November 30, 2009
Tul. Terkadang kita melakukan hal2 yang dirasa sepele, ternyata hal tersebut membantu kita. Model2 menulis ini, sekilas sepele. Bermula dari ide-ide kecil dan sambil iseng. Siapa saat nanti ? 😀
Uchan
December 1, 2009
manarik dan penuh dgn inspirasi…
salam kenal bro, thanks udah mampir di pondok saya…
chachanpesulaphandal
December 2, 2009
bener” inspirasi menulis…
muga bisa sering mampir ke blog ini 😉
ian
December 3, 2009
Alhamdulillah,
Salam kenal kembali dan terima kasih sudah berkunjung
untuk yg kesekian kalinyaSalam,
Rozy
abihasan
December 4, 2009
kunjungan balik saya
soulharmony
December 5, 2009
salut…
ada banyak inspirasi !!
terima kasih sudah mampir di blog saya
hadibws
December 15, 2009
anda menyebut rumah Alloh titik arah muslim hadapkan wajahnya ,sebagai rumah Allah,sepertinya Allah itu Maha luas Maha besar tak terhingga,kok punya rumah ,subhanallah ,kalau sebagai tanah haram yang suci ,seluruh alam sebagai rumahNya kayaknya masih kurang sebab Allah itu tak terhingga .maaf ya mas hanya menggamit anda supaya agak berhayal dikit.
maria
January 16, 2010
Hallo, salam kenal saya william. Saya tidak kenal anda siapa, karena nama anda sebagai writer pun tidak saya lihat di blog ini. Tapi yang jelas saya senang, saya membaca tulisan ini. Why?? Karena saya juga menemukan hal yang sama.
menulis butuh niat dan kerja keras. Saya bermimpi suatu saat bisa menerbitkan sebuah buku dan mulai berusaha melatih kemampuan menulis saya melalui blog.. Dan memang, NIAT itu hal yang paling dasar, penting dalam menulis dan terlebih lagi sulit dibangkitkan!
Membaca tulisan anda, saya seperti disentil kkembali.. sukses buat anda.. terima kasih..
monsieursb
December 5, 2010
Suka dan menginspirasi….
Rahma Damayanty Rivai
October 15, 2011