Tuhan Maha Penggoda, Ngopi Bersama Rasulullah

Posted on March 6, 2010. Filed under: kiat menulis, kritik, motivasi, semangat menulis, tips menulis, unik, writing tips | Tags: |

Beberapa waktu lalu saya agak jengah ketika membaca postingan salah seorang blogger yang mempromosikan bukunya, judulnya kalo nggak salah Tuhan Maha Penggoda. Mulanya saya tidak terlalu menanggapinya karena paling-paling nanti terjadi salah paham saja, tetapi hari ini saya teringat lagi ketika saya membaca postingan seorang facebooker yang men-tag saya untuk membaca puisinya, yang menjadikan saya agak jengah adalah salah satu baitnya berbunyi kurang lebih:

aku tak akan melepaskanmu!!
sekalipun kau tak mencintaiku lagi!!!!!!
sekalipun tuhan yang merebutmu!!
.
Inti dari puisi itu adalah kekasihnya yang pergi meninggalkannya, dan dia tidak rela, bahkan jika Tuhan yang mengambilnya.

Hmmm saya mendesah panjang, apalagi ketika ada yang sedikit menyentil tentang puisinya dan mengkaitkan dengan cintanya kepada Tuhan apakah juga seperti itu….
Dia menjawab dengan agak mengejek.

Setelah itu saya, membuka beranda facebook, di sana saya melihat ada beberapa permintaan untuk menjadi teman. Saat ini saya memang selektif menyetujui siapa yang akan saya tambahkan jadi teman, hal yang paling sering saya lakukan adalah melihat apakah dia mempunyai blog apa tidak. Jika punya saya akan segera melihatnya, dan menentukan apakah dia layak di-add atau tidak sebagai teman.

Nah, singkat cerita saya mencoba melihat blognya, begitu terbuka, saya agak terkejut terkejut dengan tag line yang ada di blognya: Berharap bisa ngopi bersama Rasulullah di surga

Teman-teman sekalian, memang kali ini mungkin postingan saya agak sedikit beda, kalau biasanya banyak berkampanye untuk tidak takut menulis, tapi kali ini justru mengkritisi tentang tulisan seseorang.

Namun sebelum lebih jauh membahas apa yang hendak saya sampaikan tentunya perlu disepakati dan dimaklumi dulu tentang beberapa hal:

Pertama, bahwa bahasan ini terkait dengan pemahaman dan adab kita sebagai seorang muslim, jadi jika ada yang non muslim, mohon dimaklumi.

Kedua, karena kita membahas tentang agama, maka rujukan kita adalah Al Quran dan As Sunnah, sesuai yang dipahami oleh ulama yang mashur.

Ketiga, meski demikian tentu yang saya tulis adalah sebatas pemahaman saya jadi mohon koreksinya jika memang ada yang patut dikoreksi. Baiklah kita mulai,

Bismillah

Pada suatu ketika sahabat Umar r.a dan Abu Bakar sedang berdebat di masjid, saking serunya mereka berdebat sehingga volume suara mereka cukup tinggi, padahal di tempat yang sama duduk Rasulullah s.a.w. Karena perdebatan itu mereka ditegur Allah melalui surat al Hujurat (49) ayat 2-3 yang artinya,

(2) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (3). Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dalam footnote al Quran yang saya baca ada penjelasan tentang kata Meninggikan suara yang dimaksud di situ adalah meninggikan suara lebih dari suara Nabi atau bicara keras terhadap Nabi adalah suatu perbuatan yang menyakiti Nabi. Karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan.

Pada saat hijrah Nabi s.a.w, ketika beliau dan sahabatnya sampai di Madinah, para penduduk madinah berebut untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal sementara Rasulullah. Untuk tidak mengecewakan kaum Anshor, Nabi s.a.w mengatakan bahwa beliau akan tinggal di rumah dimana unta yang beliau naiki berhenti. Singkat cerita setelah sang unta berhenti maka Rasulullah menepati janjinya untuk tinggal di rumah tersebut.

Di rumah shahabat Anshor tersebut terdiri dari dua lantai. Nabi s.a.w ingin tinggal di lantai bawah, sementara si empunya rumah diminta tinggal di atas. Tetapi saran Nabi s.a.w tersebut ditolak karena sang sahabat merasa tidak nyaman jika harus tinggal di atas Nabi s.a.w. Akhirnya beliau s.a.w tinggal di bagian atas rumah tadi.

Ayat tersebut di atas adalah salah satu dari sekian banyak ayat dan hadist yang digunakan oleh para ulama untuk menetapkan hukum terkait adab bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan Rasulullah s.a.w.

Adab ini adalah untuk menghormati dan memuliakan beliau s.a.w sebagai orang yang telah berjasa dan panutan kita semua umat islam di dunia.

Adab ini saya kira adalah hal yang sangat wajar, dan setiap suku dan budaya mempunyainya. Kita di Jawa mempunyai adab menggunakan bahasa yang halus atau kromo inggil kalau hendak berbicara dengan orang yang kita hormati, seperti orang tua, guru dan lainnya.

Dan sudah dipahami pula bahwa penghormatan kita yang sesungguhnya bukan saja ketika orang tersebut masih hidup, tetapi juga saat orang tersebut sudah meninggalkan dunia ini.

Sekali lagi adalah hal wajar, ketika orang tua kita hidup kita hormat pada mereka, pun saat mereka telah meninggal kita juga tetap hormat pada mereka.

Terkait dengan penghormatan kepada Rasululullah s.a.w, kita sebagai muslim tentu terikat dengan aturan-aturan yang ada dalam islam itu sendiri ketika harus melakukan penghormatan kepada Rasulullah s.a.w

Jika, masalah adab terhadap Rasulullah s.a.w saja kita harus memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam ayat al quran dan hadist, apalagi jika itu menyangkut adab kita kepada Allah s.w.t

Adab kita dalam berinteraksi dengan Allah s.w.t adalah juga terakit dengan peng-esaan kita kepada Allah, atau Tauhidullah. Disini ada beberapa macam Tauhid yang perlu kita ketahui, yang paling utama adalah Tauhid Uluhiyah yang menyangkut masalah ketuhanan, tauhid Rububiyah terkait dengan kekuasaan dan kehendak Allah, dan tauhid Asma wa shiffat, terkait nama-nama Allah beserta sifat-sifatnya.

Saya tidak akan membahas secara detil untuk masing-masing tauhid tersebut, karena saya bukan orang yang punya kapasitas untuk itu, jika anda ingin mengetahuinya silahkan di-googling saja banyak bahasan tentang hal itu di internet.

Yang menjadi titik tekan saya adalah dalam tulisan ini adalah ketika kita melakukan proses kreatif dalam menulis, baik itu cerita, puisi bahkan tulisan non fiksi sekalipun, maka bagi kita yang mengaku sebagai seorang muslim ternyata kita tidak bisa dengan seenaknya berekspresi menggunakan kata-kata kita sendiri untuk menggambarkan dan memberi sifat kepada Allah s.w.t dan Rasulnya

Nah, saudara sekalian saya ingin mengajak anda kepada inti dari pembicaraan kita, yaitu pemakaian kata-kata yang menurut saya kurang tepat ketika hal itu kita sandangkan kepada Allah s.w.t sebagai Tuhan dan pencipta kita dan kepada Rasululallah s.a.w!

Sekarang coba kembali ke judul di atas

Tuhan (yang) Maha Menggoda

Fokuskan perhatian anda pada kata menggoda.

Selanjutnya saya ingin bertanya kepada Anda beberapa hal:

Gambaran apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata menggoda?

Apakah artinya cenderung kepada hal positif atau negatif?

Menurut Anda apakah pantas Tuhan disifati dengan hal-hal tersebut?

Nah, di sini perlu kejujuran anda ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.

Saya secara pribadi akan menjawab seperti ini:

Kata menggoda, yang ada di benak saya adalah prilaku seseorang yang membuat orang lain jengkel, walaupun terkadang maksudnya baik atau hanya main-main.

Kata menggoda bagi saya berarti cenderung negatif, karena saya yakin sebenarnya tidak ada orang yang suka di goda. Apalagi jika kita lihat dalam al quran kata menggoda lebih banyak dinisbatkan pada sifat setan yang suka menggoda manusia!

Berdasarkan dua jawaban di atas, maka saya secara pribadi mengatakan bahwa menggunakan kata menggoda dinisbatkan pada Allah adalah tidak tepat atau bahkan kebablasan

Jadi kata menggoda adalah sifat dari makhluk bukan kholiq atau pencipta atau Tuhan

Argumen saya ini memang adalah sikap kehati-hatian saya dalam masalah ini. Di dalam Al Quran banyak ayat yang diakhiri dengan kalimat : Subhanallahi ’amma yushiffun (Maha Suci Allah dari yang mereka sifatkan)

Kalau dalam ayat kursi yang kita hafal, di sana ada kata-kata yang menjelaskan bahwa Allah tidak ngantuk dan tidak tidur. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah sempurna jauh dari sifat-sifat makhlukNya.

Saya harap anda sudah menangkap apa yang saya sampaikan.

Memang ini bukan masalah baru. Beberapa tahun yang lalu, pernah kejadian di majalah sastra Horizon, Redaksi pernah terkena protes umat Islam, pasalnya karena di dalam majalah tersebut ada sebuah cerpen yang memuat kata-kata yang tidak pantas di nisbatkan kepada Tuhan. Kalau tidak salah pontongan kata itu adalah:

”…. dan Tuhan tertawa sambil membetulkan kacamatanya..
(Mohon maaf jika kurang tepat kutipannya tolong dikoreksi)

Nah gara-gara kata itu, sang redaksi harus berurusan dengan pihak yang berwajib.

***

Baiklah, Selanjutnya saya ingin menginjak kepada kalimat kedua

Berharap ngopi bareng bersama Rasulullah di surga

Pertanyaan saya adalah

Fokuskan pada kata ngopi!

Gambaran apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata ngopi?

Apakah artinya cenderung kepada hal positif atau negatif?

Menurut Anda apakah pantas Rasulullah s.a.w melakukan hal itu?

Jawaban saya:

Ngopi dalam benak saya adalah sebuah kegiatan yang dihadiri beberapa orang dimana di forum itu kita berbincang-bincang santai, bahkan tidak jarang justru yang kita bicarakan adalah hal-hal yang dilarang oleh agama, misalnya ngerumpi, nggosip

Ngopi, memang bisa negatif atau positif, tetapi yang jelas aktivitas ngopi bersama-sama lebih banyak bersifat santai dan menghabiskan waktu. Karena tidak mungkin anda mengatakan :

Saya sedang ngopi bersama dosen saya

Padahal sebenarnya anda sedang belajar di ruang kuliah bersama teman anda dan mendengarkan dosen anda sedang menjelaskan sebuah pelajaran!

Jadi, menggunakan kata ngopi bersama Rasulullah saya kira tidak tepat karena sama halnya kita mensifati Rasulullah s.a.w melakukan pekerjaan yang sia-sia dan menghabiskan waktu saja.

Padahal kondisi itu jauh sekali dengan ajaran Rasulullah s.a.w, bukankan dalam sebuah hadist yang artinya kurang lebih lebih baik setelah sholat isya kita langsung tidur daripada membicarakan atau melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. (Mohon dikoreksi jika hadist ini salah)

Nah kesimpulannya, dengan menggunakan kata ngopi bersama Rasulullah menurut saya adalah menunjukkan betapa kita tidak menghormati Rasulullah s.a.w sebagaimana mestinya.

Akhirnya, saya ingin menutup tulisan ini dengan dua kisah bagaimana para generasi awal dulu bersikap kepada Rasulullah s.a.w meskipun mereka tidak bertemu dengan Rasulullah s.a.w

Suatu ketika Imam Ahmad bin Hambal r.a sedang memberikan pelajaran tentang hadist Rasulullah s.a.w kepada jamaahnya. Pada saat membaca suatu hadist tiba-tiba ada bagian tubuh beliau yang digigit kalajengking. Bukannya berhenti mengajar, sambil menahan rasa sakit yang amat sangat beliau meneruskan pelajaran itu hingga selesai. Begitu berakhir pelajaran tahulah para jamaahnya bahwa sang Imam sedang menahan kesakitan akibat sengatan kalajengking. Ketika salah satu dari mereka bertanya kenapa tidak menghentikan saja pelajaran ketika disengat. Dengan tegas beliau menjawab Bahwa tidaklah pantas dia melakukan itu (menghentikan kuliahnya) di saat beliau membacakan perkataan (hadist) Rasulullah s.a.w

Kisah lainnya adalah

Suatu ketika ada seorang salafus shalih yang sedang tidur-tiduran. Kemudian dia didatangi seseorang untuk menanyakan sebuah hadist dari Rasulullah s.a.w. begitu mendengar hadist Rasulullah s.a.w dia langsung bangkit dan membetulkan sikapnya dan mendengarkan dengan serius sang penanya yang membacakan hadist Rasulullah s.a.w.

****

Saudara sekalian saya tidak hendak menggurui anda.
Hanya saja jika kita mengaku sebagai muslim pesan saya berhati-hatilah dalam memilih kata percayalah masih banyak kosakata yang pas dan bisa menggambarkan apa yang ingin anda tulis tanpa harus bersikap tidak pantas kepada Allah s.w.t dan Rasul-Nya.

Selain itu janganlah mengatakan bahwa dengan adanya adab-adab itu berarti membatasi kebebasan anda untuk berkreativitas! karena sesungguhnya tidak ada kebebasan sejati, karena sebebas-bebasnya kita, tetap akan dibatasi oleh kebebasan orang lain.

Dan sebebas-bebas kita sebagai seorang muslim, tetap dibatasi oleh Al Quran dan as Sunnah.

Mohon maaf jika tidak berkenan

Walllahu’alam bish showab

Make a Comment

Leave a reply to Cempaka Cancel reply

21 Responses to “Tuhan Maha Penggoda, Ngopi Bersama Rasulullah”

RSS Feed for Inspirasi untuk Selalu menulis | Comments RSS Feed

Subhanallah. Beruntung sekali saya bisa membaca posting ini. Terima kasih atas pencerahannya.

Semoga menjadi amal ibadah disisi Allah SWT.

saya baca juga puisinya di Note itu… 😦
org makin bebas berekspresi tingkahnya makin aneh aja…lama2 ntar ada Musailamah al Kazab yang ngeblog juga…

Judul Bukunya Tuhan Sang Penggoda…
Kehabisan ide buat judul buku, atau bikun judul yang nyentrik biar org penasaran baca… :mrgreen:

Sub Judul Bukunya :
Catatan Harian Seorang Pencari Tuhan Yang Kurang Ajar …. pantesan 😀
Untung Bukan Catatan Perjalanan kaya Blog saya :mrgreen:
Hetriks 😛

Orang itu kalau mau beramal dan bicara harus berdasar ilmu, kalau cuma asal ngomong jadinya ya kacau

[…] Ziarah Blog… Tulisan ini lama tersimpan dalam draft, dan seolah bangkit dari kubur draft setelah membaca tulisan yang satu ini. […]

ikut komen ya…

soal Tuhan maha penggoda ,memang itu kurang tepat ya,soalnya Allah telah menetapkan sifat2nya dalam 99 Asma Allah,selain dari sifat2 itu berarti kita nambah2in aja kalo gak ada di dalamnya.

soal Tuhan tertawa itu memang salah satu kemampuan Allah juga untuk tertawa,tapi kalau soal kacamata saya rasa Allah gak punya minus dalam matanya. mungkin maksudnya adalah analogi,cuma mungkin penerimaan orang berbeda2 ya?!

biarlah orang dengan analoginya masing2,karena pemahaman setiap orang (maqam) kita berbeda2,yg penting hatinya dia dekat dengan Allah,setiap orang bebas punya bahasanya masing2 untuk mengekspresikan kedekatannya tsb dengan Tuhannya.

saya jadi ingat ada kisah tentang nabi musa dan seorang yg sedang bercakap2 dengan Allah,coba baca kisahnya disini http://ullumiddin.wordpress.com/2009/08/24/nabi-musa-as-yang-ditegur/

dan ini saya kutipkan juga soal Allah yg tertawa :

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, “Allah tertawa melihat dua orang yang telah bunuh membunuh dan keduanya masuk surga. Seorang pejuang berjuang di jalan Allah (Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh masuk Islam dan ikut berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunuh pula.”
(dishahihkan Bukhari – Muslim)

soal ngopi dan rasul ,saya rasa inipun termasuk analogi aja,untuk mengisyaratkan kedekatan kepada dengan rasul,tapi ngopinya jangan dianalogikan sesuatu yg negatif aja tentunya:)

mohon maaf jika ada yg kurang berkenan,semoga pendapat saya ini memperkaya tulisan ini bukan memperkeruhnya… syukron katsiron:)

terima kasih atas tulisan ini, semoga bisa menjadi pencerahan untukku.

semoga berkenan Friendly Visitor Award

Sebagai muslim seyogyanya memang harus pandai menuliskan sebuah kata/kalimat, apalagi yg berhubungan denga Allah SWT dan Rosullullah..
Mudah²an mereka segara sadar akan perbuatannya itu…masalah cinta dengan manusia kuq sampe nyambungnya ke Tuhan hmmmm… kurang ajar itu namanya!!!

postingannya bagus…blog walking neh bro…ditunggu kunjungan baliknya.thx

Subhanallah… membaca artikel ini semakin menundukkan hati ini… semoga Allah selalu menjaga diri ini 😀

Dengan dalih kebebasan berekspresi
Ya gini nih jadinya

Astaghfirullah

bahasa seperti pisau, salah menggunakan ya salah arti..sudah sepantasnya berhati2 dalam membuat postingan yg bisa dibaca oleh orang awam dlm agama sekalipun
mmm…setuju sebaiknya tidak memberi sifat pada Allah karna sifatnya sudah pasti

Orang pinter yang keblenger ya 🙂
Pinter karena bisa bikin buku, keblenger karena kata-kata diatas itu tadi. Kiamat bener-bener udah deket, dimana Islam akan asing ditengah-tengah umat Islam…

Salam kenal mas…

terima kasih pak, memang sebagai manusia bebas tetap ada rambu-rambu yang tetap harus dipatuhi. saya bebas menuliskan apapun yang ada di benak saya, namun sebisa mungkin tidak sampai menyinggung mereka yang kebetulan membacanya……..

apa yang terlontar keluar itulah cerminan di dalam. kalau hatinya bersih, ucapannya juga bersih. kalau hatinya semrawut, ucapannya juga gitu. pun, tulisan. toch, semua ada pertanggungjawabannya masing-masing. “tulis saja semau kamu, dan kamu juga yang akan dimintai jawab”

begitu membaca ‘…tuhan maha penggoda…’ memang kurang pas ya.. lepas dari isinya seperti apa, tp memang kata ‘penggoda’ 75% lebih pas disandingkan dengan kata yang merujuk pada hal kurang baik. sementara..’ngopi bareng rasulullah..’ mungkin dalam konteks bahwa sang penulis begitu ingin dekat dengan beliau dan kemudian menjadi tidak pas ketika kita tahu bagaimana adab yang benar atas rasul2 allah….

saya menghargai kebebasan berekspresi tapi ketika itu menyangkut agama, sara.. memang harus sangat hati2 dan perlu wawasan luas untuk menuliskannya…

semoga kebebasan berekspresi digunakan untuk membuat kita menjadi lebih pintar dan bukan sebaliknya.. 🙂

bahasan yang berat… hemmh.. tapi semoga bermanfaat…

Sempet terbengong2, dngan judulx yg ekstrim bgt 😀

sepakat,,, kaget liat judulnya.. ternyata isi postingnya keren banged… dan QK setuju dengan anda 😉
hendaknya memilih kata” yang tepat dalam tulis menulis..
hmmm kira” QK pernah gag ya… melakukan kesalahan” seperti ini
berkaca diri…*

HIDUP!!! ^_^

Menginspirasi sekali postingannya, Kak.


Where's The Comment Form?

  • Sstt Ada gratisan di bawah!

    Klub Bisnis Internet Berorientasi Action

    Dukung Internet Sehat

    Internet Sehat

    Klik link berikut untuk dapat Ebook Gratis

    BlogBooker
    Turn your Blog into a PDF Book/Archive.

    BlogBooker Google PageRank Checking tool

  • Masukkan alamat surel/email Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

    Join 10 other subscribers
  • RSS Blog yang lain :)

    • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
  • RSS Belajar Inggris

    • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
  • Pengunjung

    • 6,047 pasang mata

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...